Friday, April 18, 2014

Akhlak Terpuji dan Tercela kepada Allah SWT



Assalamu'alaikum...
Dikesempatan ini penulis akan membahas tentang "Akhlak Terpuji dan Tercela kepada Allah SWT". 
Semoga bermanfaat bagi kita semua. #amin
Terima kasih ^_^

A.  Akhlak Terpuji Kepada Allah SWT
       Akhlak  adalah suatu kebiasaan sikap dan perbuatan spontan dalam kehidupan sehari-hari yang telah tertanam dalam jiwa seseorang. Akhlak yang terpuji atau yang disebut dengan akhlak mahmudah berkebalikan dengan akhlak yang tercela atau akhlak mazmumah. Akhlak yang yang terpuji adalah segala kebiasaan perilaku yang baik, sedangkan akhlak yang tercela sebaliknya. Apa sajakah akhlak terpuji kepada Allah? Pahamilah uraian materi berikut!


A.   Ikhlas
       Ikhlas artinya melakukan perbuatan  dengan mengharapkan keridhoan Allah semata, bukan karena mengharapkan keuntungan dari orang lain.
       Prof. Dr. Hamka mendefinisikan ikhlas ialah bersih, tidak ada campuran, ibarat emas adalah emas tulen (asli) tidak bercampur perak sedikitpun, maksudnya ikhlas berarti murni dan bersih dari sifat tamak, riya, dan sombong kepada siapapun juga.
       Adapun sifat-sifat tamak yang merusak ikhlas antara lain sebagai berikut.
1.     Riya
Riya adalah memperhatikan amal untuk mendapat pujian dari orang lain.
2.    Sum’ah
Sum’ah adalah menceritakan amalan untuk mendapatkan perhatian dan sanjungan.
3.    Nifak
Nifak adalah memamerkan amalan agar masyarakat/orang lain memberikan penghargaan kepadanya padahal hatinya benci pada amal itu.
Isyrak
4.    Isyrak artinya bercampur dengan yang lain atau berserikat.
“Sesungguhnya (nilai) perbuatan itu (tergantung) dengan niatnya, sesungguhnya bagi setiap orang (ganjaran/pahala) menurut apa yang diniatkan”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Perhatikan Q.S Al-A’raf [7] ayat 29 berikut!
(29)... ۚ لدِّينَ لَهُ مُخْلِصِينَ وَادْعُوهُ مَسْجِدٍ كُلِّ عِنْدَوُجُوهَكُمْ وَأَقِيمُوا …
“…       Hadapkanlah mukamu lurus-lurus tiap-tiap sembahyang dan mintalah kepada-Nya serta mengikhlaskan agama kedapa-Nya…” (Q.S. Al-A’raf [7]:29)

Al-Qur’an surat Al-Bayyinah ayat 5!
 Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (Q.S.Al-Bayyinah[98]:5)

Contoh akhlak ikhlas, adalah sebagai berikut :      
1.    Sahabat  Abu Bakar As Sidiq pembebaskan budak bernama Bilal Bin Rabbah dengan hartanya sendiri, meskipun hartras yang dikeluarkan tidak sedikit.
2.    Mengambil kotoran yang menghalangi jalan tanpa perintah orang lain.
3.    Membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah tanpa dipintah dahulu.,

B.  Taat
          Taat artinya telah memenuhi dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah, dengan ikhlas semata-mata mengharap ridho Allah. Taat dalam hal ini juga dapat disebut dengan taqwa kepada Allah.
       Cara menaati Allah dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan didalam Al-Qur’an dan mencontoh prilaku Rasulullah SAW. Perhatikan firman Allah berikut ini:
1.    Q.S An-Nisaa [4] ayat 59
Artinya: “Hai orang-rang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri diantara kamu...” (Q.S An-Nisaa [4] ayat 59)
                 
2.    Q.S Al-Anfal [8] ayat 46
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan , yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Q.S Al-Anfal [8] ayat 46

C. Khauf
       Khauf artinya bersikap takut dan khawatir. Akhlak khauf terhadap Allah artinya senantiasa  takut dan khawatir terhadap Allah SWT akan azab-Nya apabila melanggar larangan-Nya karena Allah selalu mengawasi segala perbuatan hamba-hamba-Nya. Perhatikan ayat-ayat berikut !
1.    Q.S Al- Fathir [35] ayat 2
Artinya: “Takut kepada Allah diantarta hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama “. (Q.S Al-Fathir [35] ayat 28)

2.    Q.S Ali-Imran [ 3] ayat 175 .
Artinya: “sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syetan yang menakutnakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy ), karna itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar beriman “. (Q.S Ali-Imran [3] ayat 175)

3.    Q.S. An-Naazi’at [79] ayat 40 dan 41
Artinya: “Dan adapun orang-orang yanga trakut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawanafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat  tinggal(nya) “. (Q.S Al-Naazi’at [79] ayat 40 dan 41).
Menurut sabda Rasulullah SAW, ada 3 perkara yang dapat menyelamatkan manusia, yaitu sebagai berikut .
1.    Takut kepada Allah ditempat yang tersembunyi maupun  yang terang.
2.    Berlaku adilk pada waktu rela maupun pada waktu lemah.
3.    Hidup sederhana pada waktu miskin maupun pada waktu kaya.
(H.R. Abu Syaikh )
Adapun  hal-hal yang mendorong manusia bersikap Khauf kepada Allah antara lain sebagai berikut :
1.    Mengetahui bahwa azab Allah sangat pedih.
2.    Mengetahui keagungan dan kekuasaan Allah.
3.    Meyakini bahwa segala perbuatan akan mendapat balasan dari Allah.
4.    Menahan nafsu dan senantiasa berdzikir kepada Allah .
Contoh akhlak Khauf terhadap Allah
1.    Dalam situasi dan kondisi apapun , iman seseorang tetap dijaga sehingga selalu menegakkan kebenaran dan keadilan, yang iya takuti hanya azab Allah bila melanggar apa yang dilarang-Nya.
2.    Mengerjakan kewajiba bagi seorang muslim karna takut akan azab Allah seperti: sholat lima waktu, puasa, zakat, dan haji.
D. Tobat
       Tobat artinya meninggalkan perbuatan salahj atau dosa dengan penyesalan. Akhlak tobat kepada Allah artinya sikap untuk meninggalkan sifat dan perbuatan dosa dengan penyesalan diiringi niat untuk tidak melakukan perbuatan dosa itu lagi. Perhatikan firman Allah berikut :
1.    Q.S. An-Nur [24] ayat 31
 Artinya: “Dan tobatlah  kamu semua  kepada Allah wahai orang-orang yang beriman  agar kamu beruntung. “ (Q.S. An-Nur [24] ayat 31)

2.    Q.S. At-Thamrin [66] ayat 8
 Artinya; “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobatan nasuha (tobat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Robbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu kedalam jannah yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.” (Q.S. At-Thamrin [66] ayat 8)


       Contoh dari Rasulullah tersebut dapat dilakukan dengan cara membaca istigfar pada setiap selesai  sholat fardhu 7 kali untuk dosa lahir dan 7 kali  dosa batin sehingga perhitungannya 2 x 7 x 5 = 70 kali.
Ada beberapa syarat agar tobat kita diterima Allah SWT
1.    Menghentikan perbuatan maksiat atau dosa.
2.    Menyesali segala dosa yang diperbuat.
3.    Berjanji dengan sepenuh hati untuk tidak mengulangi lagi.
4.    Jika menyangkut orang lain, harus minta maaf kepada yang bersangkutan.

B.   AKLAK TERCELA KEPADA ALLAH SWT

Akhlak tercela kepada Allah  antara lain :
A.   RIYA’
1.    Pengertian Riya’
Kata riya’ berasal dari bahasa arab yang berarti memperlihatkan atau pamer, yaitu memperlihatkan sesuatu pada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya. Kata lain mempunyai arti serupa dengan riya’ ialah sum’ah. Sum’ah berarti kemasyhuran nama, baik sebutan. Orang yang sum’ah dengan perbuatan baiknya, berarti ingin mendengar pujian orang lain terhadap kebaikan yang ia lakukan. Dengan adanya pujian tersebut, akhirnya masyur lah nama baiknya dilingkungan masyarakat . disebutkan dalam sebuah hadits :
Artinya : “ barang siapa (berbuat baik ) karena ingin didengar oleh  orang lain (sum’ah ), maka Allah akan mendengarkan kejelekkannya kepada orang lain. Dan barang siapa (bebuat baik ) karena ingin dilihat orang lain ( riya’), maka Allah akan perlihatkan kejelekkannya pada orang lain “. (H.R Bukhari ).
2.    Bentuk-Bentuk (contoh ) Perbuatan Riya’
Bentuk-bentuk (contoh) perbuatan riya’, antara lain sebagai berikut :
a.    Seorang siswa mau melaksanakan tugas piketnya secara baik sesudah guru masuk kekelas, dengan harapan agar guru menilai bahwa siswa tersebut  tergolong siswa yang rajin melaksanakan tugas.
b.    Seseorang yang menyantuni anak yatim dihadapan banyak orang dengan maksud agar orang banyak menilai dirinya sebagai orang yang dermawan dan baik hati.
3.    Larangan Berbuat Riya’
Artiya : “ wahai orang-orang yang beriman ! janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti ( perasaan penerima ), seperti orang yang menginfaqkan hartanya karna riya’ (pamer ) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang diatasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah /2:264).
4.    Akibat Buruknya Riya’
Adapun akibat buruknya riya’ adalah sebagai berikut :
a.    Menghapus pahala amal baik sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 264.
b.    Mendapat dosa besar karena riya’ termasuk perbuatan syirik.
c.    Tidak selamat dari bahaya kekafiran karena riya’ sangat dekat dengan hubungannya sikap kafir.
5.    Perilaku Menghindari Riya’
Perilaku menghindari riya’ antara lain :
a.    Melatih diri untuk beramal secara ikhlas, walaupun sebesar apapun yang dilakukan.
b.    Mengendalikan diri agar tidak merasa bangga apanila ada orang lain memuji amal baik yang dilakukan.
c.    Menahan diri agar tidak emosi apabila ada oranglain yang meremehkan kebaikan yang dilakukan.
d.    Tidak suka memuji kebaikan orang lain secara berlebih-lebihan karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi riya’ atas kebaikannya
e.    Melatih diri untuk bersaedekah secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari sanjungan orang lain.

2. NIFAK
1. PENGERTIAN NIFAK
Nifak atau kemunafikan berasal dari bahasa arab yang berarti salah satu liang binatang yarbu’yaitu hewan semacam tikus yang memiliki lebih dari satu liang sehingga takala dia di kejar melaui satu liang akan lari menuju liang yang lain. Secara bahasa, kata nifak berarti pura-pura agamanya, lubang tikus dipadang pasir yang susah ditebak tembusannya.
Secara istilah, berarti sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang memiliki sifat nifak disebut munafik.
Hal ini juga disampaikan oleh Allah dalam surat QS. At-Taubah: 67:

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

67. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. mereka Telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. [648] Maksudnya: berlaku kikir[1]
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ciri-ciri munafik ada tiga macam.
Sabda beliau sebagai berikut.
Artinya: “tanda-tanda munafik ada tiga macam. Apabila bicara, dusta; apabila berjanji, ingkar; apabila dipercaya, khianat. (HR. Al-Bukhari nomor 32)

2. Macam-macam Nifak:
1.          Nifak i’tiqadi yakni kemunafikan yg bersifat keyakinan. Ini merupakan nifaq besar. Yaitu seseorang yg menyembunyikan keyakinan kafir lalu menampakkan keislaman. Seolah-olah ia beriman padahal dlm hati menyimpan keyakinan kafir.
2.          Nifak ‘amali yakni kemunafikan yg bersifat amalan. perbuatan yang biasa dilakukan     orang munafik. Misal berkata dusta, ingkar janji ,khianat terhadap yg memberi amanat atau berbuat curang. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Empat hal tersebut apabila ada pada diri manusia ,maka dia seorang munafik yg murni dan barangsiapa yg terdapat salah satu dari empat hal tersebut berarti  pada diri mansia terdapat sebuah kemunafikan: jika dipercaya berkhianat jika berbicara berdusta jika berjanji tdk menepati dan jika bertikai ia berbuat curang.”
SumberBacaan
1.Kitabut Tauhid Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hal: 17-19                                                        
2.Al-Haqiqatusy Syariyyah Muhammad ‘Umar Bazmul hal: 165
3. Tafsir As-Sa’di edisi revisi cet. Ar-Risalah hal: 944

3. CONTOH PERBEDAAN ANTARA NIFAK BESAR DAN NIFAK KECIL
Nifak besar mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan nifak kecil tidak mengeluarkan dari agama.
1.      Nifaq besar berbeda antara yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan, sedangkan nifaq kecil berbeda antara yang lahir dengan yang batin dalam hal perbuatan bukan dalam hal keyakinan.
2.      Nifak besar tidak terjadi dari seorang mukmin, sedanghkan nifak kecil bisa terjadi dari seorang mukmin.
3.   Pada galibnya, pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya pun bertaubat, maka ada perbedaan pendapat tentang diterimanya taubatnya di hadapan hakim. Lain halnya dengan pelakunya terkadang bertaubat kepada Allah, sehngga Allah menerima taubatnya. [‘Aqidah at-Tauhid (hal. 85-88) oleh Dr. Shalih bin Abdullah al-Fauzan]

4. Akibat Buruk Nifak
1.Tercela dalam pandangan Allah SWT dan sesame manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri.
2. Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya sendiri.
3. Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari –hari
4.  Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain tidak mempercayai lagi.
5. Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir.
6.  Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan   persahabatan yang telah terjalin baik.
7. Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau perbuatannya yang tidak menentu.


3.  KUFUR
1. Pengertian kufur.
Kufur Secara etimologi, kufur artinya menutupi, tidak percaya.
sedangkan menurut terminology , kufur artinya ingkar terhadap Allah swt, atau tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya maupun tidak. mendustakan, kalau mendustakan berarti menentang dan menolak, tetapi kalau tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya.

2. Macam-Macam Kufur
[1]. Kufur Zindik, yaitu tidak mau mengakui kebenaran ajaran Islam tetapi berpura-pura sebagai pemeluk Islam dengan tujuan menghancurkan Islam dari dalam.
[2]. Kufur Inadi, yaitu meyakini adanya Allah dengan hati dan ucapan, tetapi tidak patuh kepada hukum-hukum Allah.
[3]. Kufur Mu’athil (Atheis), yaitu tidak percaya akan adanya Tuhan.
[4]. Kufur Nikmat, yaitu tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.
Sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya.
يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ [١٦:٨٣]
Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.

[5]. Kufur Juhud, yaitu mengingkari kebenaran agama Allah.


3. Akibat Kufur
Tiga bentuk azab

Jika merujuk pada QS al-An’am [6]: 65, ada tiga bentuk azab yaitu :.

Bentuk azab yang pertama lahir sebagai teguran kepada manusia yang sebelumnya telah diuji dengan berbagai bencana di daratan maupun di lautan (QS [6]: 63-64). Pada saat ujian tersebut datang, manusia berlomba-lomba memohon kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya agar dapat diselamatkan dari berbagai musibah yang terjadi. Namun, ketika mereka telah diselamatkan oleh Allah, mereka pun kembali ingkar dan bermaksiat kepada-Nya, serta tidak memedulikan lagi ajaran-Nya. Seolah-olah mereka lupa terhadap pertolongan yang telah Allah berikan.
Selanjutnya yang kedua, perilaku kufur nikmat juga akan menggerus solidaritas sosial masyarakat, karena kufur nikmat akan melahirkan penyakit hubbud dunya wakarohiyatul maut, yaitu cinta dunia secara berlebihan dan takut akan kematian.
Sedangkan yang ketiga, kufur nikmat akan menjadi pintu masuk terjadinya perang saudara antar sesama kelompok masyarakat. Apa yang terjadi di beberapa negara Islam di Timur Tengah seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi umat ini. Ketika kufur nikmat dipertontonkan melalui dominasi penguasaan aset oleh segelintir elit penguasa yang hidup berfoya-foya, yang diikuti oleh ketidakpedulian mereka terhadap nasib sesama umat di belahan dunia yang lain, serta diinvestasikannya kekayaan ekonomi umat ke negara-negara kapitalis dengan motif mengejar keuntungan semata, dan menyisakan sedikit saja dana yang diinvestasikan ke negara-negara Islam lainnya, maka munculnya perang saudara sesungguhnya merupakan sebuah keniscayaan, sebagai teguran dari Allah SWT.
4. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kufur
a. kepercayaan kepada Allah yang sudah ada, tidak dikembangkan.
b. tidak mau mengakui kebenaran karena sesuatu hal.
c. adanya keraguaan dalam pikiran.
d. karena pengaruh lingkungan.

4. SYIRIK 
1. Pengertian Syirik
Menurut bahasa: Syirik adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang terjadi antara dua orang atau lebih. 
Menurut istilah syar’i: Syirik kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa maksudnya menjadikan sekutu bagi Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa, baik dalam rububiyahnya ataupun uluhiyahnya, tetapi istilah syirik lebih sering digunakan untuk syirik dalam uluhiyahnya.

2. Macam-Macam Syirik
Para ulama berbeda pendapat dalam mengungkapkan pembagian syirik meski intinya tidak terlepas dari tiga penggunaan kata syirik yang telah dibahas di atas. Namun pembagian yang merangkum semuanya bisa kita katakan bahwa syirik terbagi menjadi dua: 
1. Syirik Akbar.
            Syirik ini terbagi menjadi dua: 
1) Syirik yang berkaitan dengan dzat Allah SWT  atau syirik dalam rububiyah Allah SWT. Syirik ini terbagi lagi menjadi dua: 
a. Syirik dalam ta’thil, seperti syirik yang dilakukan oleh Fir’aun dan orang-orang atheis.
b. Syirik yang dilakukan oleh orang yang menjadikan sembahan lain selain Allah SWT tetapi tidak menafikan asma (nama-nama), sifat-sifat dan rububiyah Nya, seperti syirik yang dilakukan oleh orang-orang Nashrani yang menjadikan Allah SWT  sebagai salah satu dari tiga Tuhan (trinitas). 
2) Syirik yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa atau syirik dalam uluhiyyah. Syirik ini ada empat jenis: 
(1) Syirik dalam berdo’a; yaitu berdo’a kepada selain Allah SWT.
(2) Syirik dalam niat, keinginan dan kehendak. Beramal karena ditujukan kepada selain Allah SWT menyebabkan pahalanya hilang. 
(3) Syirik dalam keta’atan; yaitu seorang hamba taat kepada makhluk dalam perbuatan ma’shiyat kepada Allah SWT. 
(4) Syirik dalam mahabbah; yaitu seorang hamba mencintai makhluk seperti cintanya kepada Allah SWT.
2.Syirik Ashghar. 
Syirik   Ashghar terbagimenjadi dua: 
1) Yang Zhahir (tampak); 
- mengerjakan amal dengan riya`. Melakukan perbuatan untuk selain Allah SWT  yang zhahir (tampak)nya untuk Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa, tetapi dalam hatinya tidak ikhlas karena Allah SWT.
- dengan ucapan, seperti bersumpah dengan selain Allah SWT, perkataan: Ma Syaa Allah wa Syi`ta. 
2) Yang Khafiyy (samar); 
Yaitu sesuatu yang kadang-kadang, terjadi dalam perkataan atau perbuatan manusia tanpa ia sadari bahwa itu adalah syirik. 

3. Akibat Syirik
1).  Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan
Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya. Sebab Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya.
Ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan Allah untuk manusia agar hewan itu membantu meringankan pekerjaannya. Dan ada pula yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta berbagai kebutuhan mereka. Allah berfirman: “Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) di buat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan”. (Al-Hajj:20-21)
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang jauh”. (Al-Hajj: 31)

2). Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan
Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, “barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras.  Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal manusia dijadikan siap untuk menerima segala macam khurofat/takhayul serta mempercayai para pendusta . Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah).

3). Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat
Syirik mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan kewajiban dan banyak melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam berkata kepada putrinya: “Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi Allah”. (HR. Al-Bukhari).

4). Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka
Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”. (Al-Maidah: 72).





































KESIMPULAN

Akhlak  adalah suatu kebiasaan sikap dan perbuatan spontan dalam kehidupan sehari-hari yang telah tertanam dalam jiwa seseorang. Akhlak yang yang terpuji adalah segala kebiasaan perilaku yang baik, sedangkan akhlak yang tercela sebaliknya. Manusia merupakan khalifah dimuka bumi ini, Allah SWT pun mengkaruniakan kepada manusia kesempurnaan melebihi ciptaan Allah yang lain, meskipun dalam kesempurnaan tersebut juga terkandung keterbatasan. Oleh Allah SWT manusia dikaruniai Akal dan Nafsu dalam diri manusia pun dihembuskan Nur Ilahia, dari nur Ilahiah ini dalam diri manusia terdapat sifat-sifat Allah, namun selain sifat-sifat Allah tersebut ternyata manusia juga memiliki beberapa sifat yang pada makalah ini dibahas oleh penulis.Sifat-sifat tersebut ialah sifat Nifaq, Syirik, Kufur dan Iman. Nifaq ialah bahwa seseorang tersebut memperlihatkan sesuatu baik berupa ucapan, tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya, Syirik ialah menyamakan Allah dengan zat selain Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah SWT. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, kufur ialah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya maksud mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya, sedangkan iman ialah Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.









PENUTUP
Demikan makalah ini yang dapat saya sampaikan, saya sadar masih banyak kurang sempurna, untuk itu kritik saran yang bersifat membantu sangat kami harapkan guna untuk kesempurnan selanjutnya. Terima kasih.



































Daftar Pustaka
2.    Salafiyunpad, Nifaq dan jenis-jenisnya, http://salafiyunpad.wordpress.com, diakses 16 September 2011
3.    Yazid bin Abdul Qadir Jawas,Syarah Aqidah Ahlus sunah waljamaah,Bogor ; pustaka iman asyafi’i ,  2006,
4.     Mu’in, Taib Thahir Abdul,Ilmu Kalam ,Jakarta :Widjaya,1966
5.    Abdurrahman Madjrie, Meluruskan Akidah, Yogyakarta : Titian Ilahi Press,   1997 
6.    LKS (FATTAH) “Akidah Akhlak” untuk SMP/MTS kelas VII semester 1
7.    LKS (AL-AHYAR) “Akidah Akhlak” untuk SMP/MTS kelas VII semester 2

1 comment: