Wednesday, October 1, 2014

Naskah Lutung Kasarung (Cerita Rakyat)

Naskah drama "Lutung Kasarung" ini asli buah fikir dari Penulis dan teman-teman Penulis. Yaitu yang disusun oleh: Siti Maryam, Riesma Kinasih, dan Riski Tamarta Ningtias. Bagi kalian yang ingin copy paste naskah drama ini, silahkan izin terlebih dahulu. Tolong untuk menghargai dan menghormati hasil karya orang lain. Terima kasih ^_^)/

LUTUNG KASARUNG
            Alkisah pada zaman dahulu kala di Tatar Pasundan ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang Raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung. Prabu Tapak Agung mempunyai seorang istri yang dikaruniai dua orang putri yang kini sudah dewasa dan sangat cantik jelita. Akan tetapi, sifat kedua putrinya sangatlah berbeda. Kedua putri tersebut bernama Purbararang dan adiknya Purbasari. Hingga akhirnya pada suatu hari, sang permaisuri Prabu merasa cemas karena usia sang prabu sudah terlalu tua untuk memimpin kerajan di negeri ini.
*intro*
#Adegan 1 (Di kamar)
Istri Prabu                   : “(sambil memegang bahu ) Kanda, sepertinya usiamu sudah tua untuk memimpin kerajaan ini.  Bagaimana jika kita serahkan saja kerajaan ini kepada salah satu putri kita?”

Prabu Tapak Agung   : “(sambil batuk) Ukhukhuk.. Kamu benar Dinda, sebaiknya kita serahkan tahta ini kepada Purbasari putri sulung kita.”
Istri Prabu                  : “Tapi bagaimana dengan Purbararang? (dengan wajah bingung).
Prabu Tapak Agung   : “Hem.. Kita sudah merawat mereka sejak kecil, jadi kita sudah tahu sifat-sifat mereka. Dan menurutku Purbasarilah yang pantas untuk meneruskan tahtaku.”
#Adegan 2 (Prabu Tapak Agung keluar dari kamarnya untuk memberitahu kedua putrinya)
Prabu Tapak Agung   : “Dayang kemarilah! Panggillah kedua putriku kemari!”
Dayang                      : “Enggih Tuan, kula bade mlebet untuk memanggil Tuan Putri.”
(Dayang bergegas memanggil Purbararang dan Purbasari)
            Purbararang dan Purbasari pun menghadap kepada Ayahandanya.
(Bergegas Sang istri Prabu pun keluar dari kamarnya, dan mendengar percakapan suami dengan anak-anaknya)
Purbasari                    : “Ada apa Ayahanda memanggil kami berdua kemari?”
Prabu Tapak Agung   : “Begini putriku, usia Ayah sudah semakin tua untuk memimpin kerajaan ini. Ayah akan menyerahkan tahta ini kepada Purbasari.”       *intro*
Purbararang               : “APA..! Ayah akan menyerahkan tahta kerajaan ini kepada Purbasari, semantara aku adalah anak sulungmu. Ayah tidak adil” (dengan wajah memerah)
Prabu Tapak Agung   : (sambil memegang dada sebelah kiri karena sesak nafas dan terjatuh)
Purbararang dan Purbasari : (menangis tersedu-sedu) “Ayah.. Ayah…”
Purbasari                    : “Ayah.. Ayahanda jangan pergi, bangunlah jangan tinggalkan kami.” (sambil nangis tersedu-sedu)
Istri Prabu                  : (menangis dan merangkul tubuh sang suami) “Kanda bangunlah, jangan tinggalkan Dinda.”
            Ayah Purbararang dan Purbasari pun meninggal dunia karena serang jatung.
#Adegan 3 (Di hutan)
             Akhirnya setelah kematian Prabu Tapak Agung,seminggu sebelum penobatan Purbasari menjadi seorang Ratu, Purbararang mempunyai niatan jahat untuk mencelakakan adiknya. Ia bersama tunangannya pergi untuk mencari seorang Nenek Sihir di tengah hutan dengan harapan dapat membantunya dalam menjalankan niat jahat Purbararang menggagalakan penobatan Purbasari sebagai seorang Ratu kerajaan.
Purbararang                 : “Kakang, ayo cepatan jalannya.” (sambil menarik tangan Indrajaya)
Indrajaya                     : “Sabar Dinda, ini sedang jalan.” (dengan nada sedikit marah)
            Sampailah mereka ditengah hutan dan mereka pun menemukan rumah Nenek Sihir.
Purbararang                 : “Kakang look it! Sepertinya kita telah menemukan rumah Nenek Sihir itu. Ayo cepat kita kesana.” (sambil bergegas menuju rumah nenek sihir)
Indrajaya                     : “Iya sudah, lest go Dinda.” (sambil memegang pergelangan tangan Purbararang)
                                   Tiba-tiba keluarlah Nenek Sihir itu, dengan membawa tongkat saktinya.
Nenek Sihir                : (tertawa) “Hihihi.. Sedang apa kalian datang kemari?”
Indrajaya                   : (ketakutan, bersembunyi dibelakang pundak Purbararang) “Dinda, ayo kita pulang saja.”
Nenek Sihir                : “Jangan takut anak muda, aku tahu maksud kedatangan kalian kemari. Kalian pasti ingin mencelakan seseorang.”
Indrajaya                   : “Wah.. Nenek ini hebat sekali ya. Belum dikasih tahu maksud dan tujuan kami kemari, tapi Nenek sudah tahu.”
Nenek Sihir                : (sambil memberikan ramuan yang telah yang dibuatnya) Ini, berikan ramuan ini kepada Purbasari. Dia akan mengalami kulit yang melepuh.
Purbararang               : (tersenyum pahit) “Terima kasih Nek, Ini ada kepingan emas untukmu.”
                                    Setelah mendapatkan ramuan itu Purbararang dan Indrajaya bergegas pulang menuju kerajaan.
#Adegan 4 (Di dapur)
            Haripun sudah mulai gelap, tiba waktunya untuk makan malam bagi keluarga kerajaan. Dayang pun menyiapkan makanan untuk santapan makan malam.
Purbasari                    : ”Dayang.. sudah siapkah makanannya?” (dengan nada lembut)
Dayang                      : “Enggih putri, sebentar lagi siap makanannya. Tungguhlah sebentar.”
Purbararang                : “Sebentar Bunda, aku akan membantu dayang untuk menyiapkan makanan.” (tersenyum sok manis)
            Tanpa sepengetahuan Dayang, Purbararang memberikan ramuan yang diberikan Nenek Sihir.  Dan Purbararang membawakan makanan menuju meja makan.
Purbararang              : “Silahkan dinikmati adikku.” (sembari menyajikan makanan didepan meja makan Purbasari)
Purbasari                  : “ Terima kasih Kak.” (tersenyum manis)
            Mereka pun menikmati hidangan makan malam. Hingga keesokan harinya, di Kerajaan pun santar terdengar heboh bau amis yang menusuk hidung. Ternyata bau amis dan busuk tersebut berasal dari kamar Purbasari.
Istri Prabu                : “Pengawal bau amis dan busuk apakah ini?” (sambil menutupi hidungnya)
Pengawal                  : “Bau ini berasal dari kamar Purbasari, Permaisuri.”
Istri Prabu                : “Tidak mungkin!  Bau ini berasal dari kamar Purbasari.  Purbasari adalaha putri yang bersih dan wangi.” (sambil mengoceh)
Patih                         : “Iya sudah mari kita kesana untuk membuktikannya.”
*Intro*
#Adegan 5 (Di kamar Purbasari)
            Semakin dekat menuju kamar Purbasari, semakin tercium aroma amis dan busuk dari Purbasari. Sampai-sampai keluarga kerajaan pun hampir tidak kuat untuk mencium aromanya.
Pengawal                  : (mengutuk pintu kamar Purbasari) “Tuan Putri, bisakah bukakan pintunya sebentar.”
Purbasari                  : (dengan keadaan takut dan bingung, karena keadaan kulitnya yang membusuk) “Haduh bagaimana ini?”
Purbararang              : “Sudahlah jangan terlalu lama, mari kita dobrak saja pintu ini!” (dengan nada tinggi)
            Pengawal pun segera mendorong pintu itu dengan kasar, sehingga terbukalah pintu kamar Purbasari.
Purbararang              : “Wah ternyata bau itu berasal dari tubuh Purbasari, Bunda?” Usir saja dia dari kerajaan ini daripada menimbulkan resah masyarakat!” (dengan nada marah)
Istri Prabu                : (berfikir sejenak) “Kau benar Purbararang. Patih, bawa dia pergi dari kerajaan ini sebelum rakyat mengetahui hal ini.”
Purbasari                  : “Tapi.. Bunda?” (sembari memelas, melutut dikaki Bunda)
Purbararang              : “Pergi kau! Kau tak pantas berada disini.” (sembari mendorong Purbasari dari kaki Bundanya). “Patih cepatlah bawa dia pergi dari sini, aku sudah tidak tahan menahan bau busuk ini.”
Patih                         : ”Baiklah Putri Purbararang, saya akan membawa Putri Purbasari pergi jauh dari kerajaan ini.” (dengan wajah yang sedih)
            Sang Patih pun membawa Putri Purbasari ke hutan yang jauh dari pemukiman rakyat.
#Adegan 6 (Di hutan)
            Sampailah Patih dan Purbasari di hutan. Sang Patih membuat rumah dari bambu untuk tempat tinggal Purbasari.
Patih                         : “Purbasari, tinggallah kau disini! Paman akan mengirim persedian makanan untumu. Jagalah dirimu disini baik-baik. Penderitaan ini akan segera berakhir. Bersabarlah! (sembari menepuk pundak Purbasari pelan)
Purbasari                  : “Iya Paman terima kasih atas semuanya. Pergilah! Aku tahu kau pasti tidak kuat mencium bau busuk badanku ini.” (dengan wajah sedih)
            Sang Patih pun pergi kembali ke istana. Di tengah hutan belantara Purbasari hidup dengan damai yang ditemani oleh berbagai macam hewan. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.
            Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum. Dan keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut.
Lutung Kasarung     : (sambil menarik tangan Purbasari menuju telaga dengan bahasa isyaratnya)
Purbasari                  : “Apa manfaatnya bagiku?” (pikir Purbasari)
Lutung Kasarung     : (meyakinkan Purbasari untuk mandi di telaga tersebut)
Purbasari                  : “Baiklah akan kuturuti kemauanmu.”
            Akhirnya Purbasari menceburkan dirinya ke telaga. Tak lama setelah Ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.
Purbasari                  : (kaget) “Hah.. kulitku kembali seperti semula.”
Lutung Kasurung     : (bergembira)
            Setelah beberapa bulan penobatan Purbararang sebagai ratu di kerajaan, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan pengawalnya. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula.
Purbararang              : “Apa? Kenapa kau bisa berubah seperti dulu lagi?” (sambil wajah kebingungan)
Purbasari                  : “Tidak perlu kau tahu, bagaimana aku bisa kembali seperti ini. Yang jelas dengan aku yang seperti ini, aku bisa kembali  melanjutkan amanat yang telah Ayahanda kepadaku untuk memimpin kerajaan.”
*intro*
Purbararang              : “Tidak! Tidak bisa, akulah sang ratu. Aku sudah dinobatkan sebagai ratu beberapa bulan yang lalu!”  (dengan nada tinggi)
Purbasari                  : “Tentu saja bisa, ini adalah amanat Ayahanda sebelum Beliau meninggal dunia. Dan tidak ada yang bisa menentang amanat Ayahanda.
Purbararang              : “Baiklah, bagaimana jika kita adu ketampanan tunangan kita?” (Sambil menarik Iengan Indrajaya) “Mana tunanganmu?”
Purbasari                  : (kebingungan, kemudian tanpa sadar Ia menarik Lutung Kasarung) “Ini, inilah tunanganku. (tanpa ragu)
Purbararang dan Indrajaya : (tertawa terbahak-bahak melihat Purbasari membawa sang Lutung)
Purbararang              : “Jadi monyet itu tunanganmu?”
Purbasari                  : (diam dan membisu)
            Dengan seketika, saat Purbararang dan Indrajaya tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba mereka terkejut melihat sesosok Lutung yang berubah menjadi pangeran tampan.
Lutung Kasarung     : “Akulah wujud asli dari seekor lutung. Dan aku akan segera menikahi Purbasari.”
Purbararang              : “ Apa tidak mungkin!” (dengan wajah heran)
Lutung Kasarung     : “Tidak akan ada yang tiadak mungkin di dunia ini. Kau tahu? Aku adalah seorang pangeran dari Kayangan yang dikutuk.
Purbasari                  : “Apa kau seorang pangeran?” (dengan wajah kaget)
Lutung Kasarung     : “Ya aku adalah seorang pangeran. Dan kutukanku kini berakhir ketika seorang gadis mencintaiku dengan hati yang tulus. Dan gadis itu adalah kau Purbasari. (sambil menunjuk Purbasari)
Purbararang              : “Apa? Lalu untuk apa aku memasukan racun kedalam makanan Purbasari, jika akhirnya dia menemukan kebahagiannya. Ini tak adil!” (dengan nada marah)
            Tanpa disengaja, Patih datang dan mendengar semua percakapan mereka.
*intro*
Patih                         : “Jadi selama ini kaulah biyang keladi semua ini Purbararang. Pengawal tangkap dia dan hakimi dia dikerajaan!” (nada marah)
Pengawal                  : “Baik Tuan.” (menggandeng Purbararang dan Indrajaya)
Patih                         : (merangkul bahagia) Sudah Paman duga semuanya akan berakhir. Bagaimana keadaanmu? Dan benarkah pria tampan ini adalah tunanganmu? (sambil menunjuk Lutung Kasarung)
Purbasari                  : “Aku baik-baik saja Paman. Ya benar Paman, dia adalah tunanganku.”
Patih                         : “Bagaimana jika sekarang kita pulang? Dan pertemukan tunanganmu kepada ibumu. Sungguh ibumu sangat merindukanmu.”
Purbasari                  : (menghadap pangeran) “Pangeran maukah kau ikut bersamaku ke kerajaan?”
Lutung Kasarung     : “Sudahku putuskan saatku menemanimu di hutan, aku akan selalu bersamamu kemanapun kamu pergi.”
Purbasari                  : (tersenyum)
Mereka pun pulang menuju kerajaan. Sesampainya di kerajaan Permaisuri sedang memberi hukuman kepada Purbararang dan Indrajaya.
Istri Prabu                : “Tidak kusangka aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu, tapi mengapa kau tega berlaku seperti itu kepada adikmu? Ibu tidak pernah mendidikmu seperti itu?”
Purbararang dan Indrajaya : “Maafkan kami, jangan hukum kami Bunda?”
Purbasari                  : “Sudah Bunda tidak usah dihukum aku telah memaafkan mereka semua.”
Istri Prabu                : “Kamu memang Putriku yang baik, dan kamu memang pantas memimpin kerajaan ini dibandingkan Kakakmu. (sambil memegang tangan Purbasari) Tetapi hukum harus tetap dijalankan agar mereka jera.”
Patih                         : “Apa yang dikatakan ibumu memang benar. mereka telah banyak melakukan kesalahan, mereka pantas menerimanya!”
Purbasari                  : (menunduk diam dan pasrah)
Patih                         : “Pengawal sekarang bawa mereka menuju penjara!”
Pengawal                  : “Baik Patih.”
Purbararang              : “Tidak…..” (berteriak)
*intro*
#Adegan 7 (Di aula kerajaan)
            Keesokan harinya, pesta pernikahan  dan penobatan Purbasari menjadi Ratu digelar dengan meriah.
Lutung Kasarung    : “Purbasari, maukah kau menikah denganku menjalani hari-hari dengan bahagia bersamaku?”  (sambil memegang tangan Purbasari)
Purbasari                 : “Tentu Pangeran, aku bersedia kau persunting.” (tersenyum bahagia)
Lutung Kasarung    : (mencium tangan Purbasari)
Patih                       : “Dengan ini kalian resmi menjadi pasangan suami istri.”
Istri Prabu             : (merangkul Purbasari dan Lutung Kasarung) ”Kalian sekarang sudah resmi menjadi sepasang Raja dan Ratu. Semoga kalian hidup bahagia.”
Rakyat                   : (tepuk tangan)
            Akhirnya Purbasari dan Lutung Kasarung hidup bahagia didalam kerajaan. Demikian drama cerita rakyat Lutung Kasarung yang dapat kami persembahkan. Terima kasih. (semuanya menundukan badan)

91 comments:

  1. Ijin copy ya, buat drama ujian praktek. Terima kasih :)

    ReplyDelete
  2. ijin copy untuk praktek indo ya, makasih:)

    ReplyDelete
  3. izin copy buat ujian praktek, sebelumnya terima kasih

    ReplyDelete
  4. mohon diizinkan untuk mengcopy naskahna ya. Terimakasih :)

    ReplyDelete
  5. ijin copy naskah dramanya yaaa,terima kasih,untuk drama

    ReplyDelete
  6. izin copy buat tugas,terima kasih

    ReplyDelete
  7. izin copy buat tugas gan trmksh

    ReplyDelete
  8. izin copas yah... terima kasih

    ReplyDelete
  9. Izin copy yaa kak.. terima kasih..

    ReplyDelete
  10. Blog ga bosenin, thk naskahnya ngebantu adik saya buat tugas.

    ReplyDelete
  11. izin copas yah kakak... :D kayaknya kaka inih k-pop deh? iya gak kak?

    ReplyDelete
  12. Izin copy naskahnya buat drama di sekolah, thank...

    ReplyDelete
  13. Halo, sis. Izin copy ya naskahnya. Oh ya, saya sedikit merubah bagian akhirnya karena disesuaikan untuk siswa saya. Tapi, saya tetap mencantumkan blog ini sebagai sumbernya :)

    ReplyDelete
  14. permisi ka, saya ridwan izin untuk mengcopy naskah ini, sebelumnya terima kasih

    ReplyDelete
  15. permisi.. mohon maaf izin copas yak kak.. Makasih :)

    ReplyDelete
  16. hallo kak, aku ijin copy ya untuk ujian praktek. terima kasihhh:)

    ReplyDelete
  17. Izin copy naskahnya ka buat drama :)

    ReplyDelete
  18. Izin copas ya kak ..Naskahnya Bagus banget ..

    ReplyDelete
  19. Kak, aku izin copas ya buat ujian praktek. Makasih~

    ReplyDelete
  20. Izin copy paste ya. Buat tugas drama bindo.

    ReplyDelete
  21. Assalamu'alaikum, izin copy ya kak untuk praktek drama bahasa indonesia:)

    ReplyDelete
  22. Izin copy mbak / mas utk ujian praktek

    ReplyDelete
  23. Izin copy di suruh buat tugas film

    ReplyDelete
  24. Izin copy,untuk ujian praktek.TrimaKasih🙏

    ReplyDelete
  25. izin buat tgs drama y ka tysm..doakan smg lancar

    ReplyDelete
  26. ijin copas y untuk ujian praktek

    ReplyDelete
  27. izin copy text yaa,soalnya ada tugas buat seni teater

    ReplyDelete
  28. Ijin copy text ya kak, buat bikin film. Terimakasih

    ReplyDelete
  29. Izin copy naskah nya ya, buat praktek seni budaya. Terima kasih

    ReplyDelete
  30. Assalamualaikum kak. . Izin mengcopy nafkahnya ya.. soalnya buat praktek disekolah.. terima kasih banyak ka..

    ReplyDelete
  31. Izin copas ya kak untuk tgs. Makasih kak

    ReplyDelete
  32. Assalamualaikum, permisi kak ijin copy ya untuk tugas seni budaya.. terimakasih banyak kak sukses selalu

    ReplyDelete
  33. Assalamualaikum, izin copy ya kak buat tugas, terima kasih.🙏🏻

    ReplyDelete
  34. mohon izin copy, untuk tugas akhir anak-anak ku

    ReplyDelete
  35. Izin copy kak, untuk kebutuhan tugas kuliah. Terimakasih sebelumnya kak.

    ReplyDelete
  36. izin copy untuk tugas, terimakasih

    ReplyDelete
  37. halo kak, izin untuk copy naskahnya. untuk keperluan tugas teater seni budaya ya kak. terimakasih

    ReplyDelete